PSU (Power Supply Unit) pada Komputer dan Segala Hal Tentangnya

  • 9 Januari 2014
  • Tips dan Trik

Power Supply Unit adalah perangkas keras (Hardware) pada komputer yang bertugas memberikan tegangan listrik secara langsung dan menyalurkannya ke beberapa hardware atau komponen yang terpasang di dalam komputer tersebut yang membutuhkan tegangan listrik, seperti Hardisk, Motherboard, VGA, Optical Drive dan lain sebagainya.

 

Power Supply Unit

Power Supply Unit

Selain berfungsi sebagai penyuplai tegangan, Power Supply Unit juga memiliki peranan penting untuk mengatur besar kecilnya voltase yang akan masuk ke komputer. Dengan demikian, bisa dibilang power supply adalah "jantung" dari perangkat komputer itu sendiri. Jadi, jangan anggap remeh terhadap keberadaan Power Supply Unit ini, karena fungsinya sangatlah vital, bahkan kualitas dari Power Supply Unit yang digunakan juga dapat mempengaruhi serta menentukan rata-rata masa umur komponen-komponen / hardware yang terpasang di dalam komputer itu sendiri.

Sayangnya, Power Supply Unit yang biasanya di bundling (dibeli dalam satu paket) dengan Casing Komputer, sebagian besar memiliki kualitas yang seadanya, padahal Power Supply Unit memiliki tugas yang vital untuk menjaga pasokan listrik ke komponen-komponen dari komputer (PC) sesuai dengan kebutuhan. Kasus yang paling sering muncul adalah, Power Supply Unit tidak mampu memasok listrik sesuai permintaan semua komponen PC sehingga power failure pun terjadi. Karena hal ini, tidak jarang PC menjadi rusak dan lebih parahnya lagi bisa saja mengalami kehilangan data-data penting di Hardisk akibat kejadian ini.

Untuk itu, kita harus pandai-pandai dalam memilih Power Supply Unit atau biasa disingkat PSU. Berikut tips- tips dalam memilih PSU, diantaranya :

1. Pilih PSU yang punya input fullrange (100-230v) karena akan sangat berguna terutama pada lingkungan yang memiliki tegangan listrik (voltase) dari PLN yang sering mengalami naik-turun. Jadi, bila mengalami tegangan naik-turun, kinerja pc tetap akan stabil. dan PC menjadi tidak gampang restart, atau hang.

2. Pilih PSU yang mempunyai Active PFC (Power Factor Correction). Saat ini ada 3 jenis PFC, yaitu Active PFC, Passive PFC dan No PFC. Active PFC berarti menggunakan circuit untuk mengatur faktor daya (Power Factor), dan punya efektivitas hingga 95%. Biasanya PSU yg mempunyai Active PFC berarti PSU tersebut memiliki full range input (yakni antara 100 - 230V). Passive PFC berarti menggunakan capacitive filter di input AC untuk mengoreksi power factor. Passive PFC hanya bisa bekerja pada tegangan yang ditentukan, dan punya efektivitas hingga 75%. No PFC berarti sama sekali tidak memiliki komponen untuk mengoreksi power factor yang jelek. Efektivitasnya juga hanya mencapai 50%.

3. Pilih PSU yang memiliki Pure Power (Daya Murni). Misalnya, 500W Pure Power bisa jadi max powernya hanya 600W. Kalau 500W max power bisa jadi Pure Power-nya cuma 350W.
Hal ini tergantung pabrikan yang memproduksi PSU. Dengan spesifikasi Pure Power, kita bisa mengira-ngira kebutuhan hardware yang kita pasang pada PC secara tepat.

4. Pilih PSU yang memiliki kemampuan Full Protect (Perlindungan Penuh). Proteksi PSU ada bermacam-macam, diantaranya : Over-Current Protection (proteksi saat arus berlebih), Over-Voltage Protection (proteksi tegangan berlebih) dan Short-Circuit Protection (proteksi terhadap arus pendek). Jika terjadi arus / tegangan / short circuit maka psu akan melakukan standby secara otomatis sehingga hardware maupun PSU itu sendiri akan terhindar dari kerusakan.

5. Pilih PSU yg punya efisiensi besar. Semakin besar efisiensi berarti semakin sedikit daya yang terbuang sia-sia sehingga dapat lebih irit listrik.

6. Pilih daya PSU sesuai dengan kebutuhan hardware. Konsumsi daya terbesar biasanya terletak pada VGA (Video Graphic Card) dan Processor. Tentukan juga berapa jumlah Hardisk yang terpasang, Peripheral USB, DVDROM dll yang dikehendaki dan sesuaikan dengan daya PSU yang dimiliki.

Kita juga pasti sering melihat Power Supply Unit yang bertuliskan "Modular dan Non Modular". PSU Modular adalah sebuah bentuk pendekatan yang relatif baru dalam sistem pengkabelan pada komputer, yang memungkinkan penggunanya untuk menghilangkan / melepas kabel yang tidak terpakai dari Power Supply (Catu Daya). Sementara pada PSU Non Modular (atau kita sebut saja sebagai PSU Konvensional) memiliki banyak kabel yang terpasang serta tersambung ke Power Supply (Catu Daya) secara permanen.

PSU Modular cenderung memiliki banyak kelebihan dibanding PSU Konvesional. PSU Modular menyediakan konektor pada bagian belakang PSU, sehingga memungkinkan untuk melepas kabel yang tidak digunakan dari catu dayanya. Dengan demikian pengguna lebih dapat melakukan pengaturan kabel (istilahnya Cable Management) yang tujuannya dari hanya sekedar agar terlihat rapi namun juga untuk melancarkan aliran udara pada bagian dalam Casing Komputer. Selain itu, dengan mengggunakan PSU Modular, pengguna dapat mengganti / memvariasikan jenis kabel yang ingin dipergunakan, misalnya dengan memvariasikan panjang kabel konektor dari SATA (Serial ATA).

Walaupun demikian, bukan berarti PSU Modular tidak memiliki kelemahan. Beberapa pihak ada yang menyebutkan bahwa PSU Modular ini berpotensi memiliki Hambatan Listrik (Electrical Resistance) yang lebih besar dibandingkan PSU Konvensional. Mereka mengkonfirmasikan bahwa ada beberapa hal pada PSU Modular yang dapat meningkatkan besarnya Hambatan Listrik, diantaranya adalah kualitas dari konektor (penghubung antara kabel dengan Catu Daya), usia dari konektor itu sendiri, berapa kali konektor dilepas-pasang dari Catu Daya dan berbagai variabel lainnya seperti paparan debu (terutama saat pemasangan kabel konektor ke Catu Daya). Namun, besarnya Hambatan Listrik pada PSU Modular (yang memiliki Konektor yang bagus tentunya) tidaklah besar (relatif kecil) terutama bila kita bandingkan dengan Hambatan Listrik yang dihasilkan oleh panjang kabel itu sendiri.

Jika kita rangkum lebih lanjut, maka secara garis besar, letak perbedaan PSU Modular dan Non Modular diantaranya :

Modular PSU

1. PSU Modular

  • - Kabel yang tidak digunakan, dapat di lepas dari Body PSU
  • - Cable Management dapat lebih mudah, dan membuatnya terlihat lebih Rapi dan tentunya dapat lebih melancarkan aliran udara (airflow) di dalam Casing Komputer dimana temperatur di dalam PC (ketika PC sedang aktif) akan dapat lebih ditekan (lebih rendah).
  • - Untuk masalah harga, Biasanya 10% - 20% lebih mahal dari PSU Non-Modular



Non Modular PSU

2. PSU Non-Modular

  • - Kabel Fix nya menempel pada Body PSU, jadi tidak dapat di lepas
  • - Sangat susah untuk melakukan Cable Management
  • - Harganya rata-rata relatif lebih murah dari PSU Modular.